Hubungan Sosial Antar Kelompok Etnik



 SISTEM SOSIAL - Hubungan Sosial Antar Kelompok Etnik

1.      Bagaimana hubungan etnisitas dikaitkan dengan pandangan Primordialis?

Seperti Stephen K sanderson, menyebutkan primordialisme berkaitan dengan studi etnisitas, suatu pandangan bahwa identitas etnis merupakan hal yang melekat pada individu yang sulit dihapuskan. Pandangan ini cenderung menganggap etnisitas adalah adalah sesuatu yang inheren dalam diri manusia, atau dengan kata lain ras (ciri-ciri biologis manusia). Bagi kaum primodialis, perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika, merupakan sumber bagi lahirnya benturan-benturan kepentingan etnis. Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya orang lain. Menurut pandangan ini, tatkala banyaknya suku, agama atau ras, maka akan menimbulkan pertikaian kekerasan antara mereka yang berbeda. Dan itu hal yang wajar.
Contohnya:
Di masyarakat kita ketika PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah), satu kelompok dengan kelompok yang lain akan menunjukkan aksi primordialisme yaitu dimana mereka akan memilih calon pasangan yang notabene berasal dari satu aliran/ golongan. Contoh lain yang lebih sederhana adalah ketika bermunculannya ajang-ajang pencarian bakat di televisi dengan sistem yang hasilnya mungkin sudah bisa ditebak oleh penontonnya sendiri. Polling SMS. Cara seperti ini menghilangkan objektifitas penonton karena ketika memilih mereka akan senantiasa memilih idola yang berasal dari keluarga atau daerah  mereka sendiri. Maka hilanglah objektifitas penilaian tersebut bahwa seseorang yang benar-benar memiliki kemampuan dari dalam dirinya. Semua itu  disebabkan karena loyalitas berlebihan yang mengutamakan atau menonjolkan suatu ras, agama atau daerah mereka. Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya.


2.      Bagaimana hubungan etnisitas dikaitkan dengan pandangan Instrumentalis?

Pada pandangan instrumentalis, etnisitas dianggap sebagai alat yang digunakan oleh individu atau kelompok untuk mengejar suatu tujuan yang lebih besar, biasanya dalam bentuk materil. Konsepsi etnisitas, bagi kaum instrumentalis, tidak telalu relevan kecuali digunakan atau diperalat oleh elite politik yang ingin mencapai tujuan tertentu. Selama setiap orang mau mengalah terhadap preference yang mereka kehendaki, selama itu pula kekerasan antar etnis dapat dihindari, bahkan tidak terjadi. Namun kenyataannya, setiap individu memiliki pilihan dan prioritas masing-masing. Oleh karena itu, benturan atau konflik antar individu atau kelompok mungkin terjadi karena kelangkaan materi di dunia. Namun, belum tentu kepentingan individu sama dengan kepentingan etniknya. Konflik juga tidak berarti kekerasan dan perbedaan pada etnik tidak serta merta menyebabkan konflik terbuka apalagi kekerasan. Artinya, ada variabel-variabel lain yang bekerja, seperti apakah suatu kelompok etnik dominan atau tidak, apakah etnisitas juga menunjukkan kelas sosial mereka.
Contohnya:
Seperti pada pandangan primordialis. Contohnya Pilkada. Disini para elit politik akan menggunakan etnisitas sebagi alat untuk menarik perhatian para masyarakat. Mereka akan mengambil kesempatan dalam menjatuhkan lawan dengan adanya kesamaan etnik. Etnik akan menjadi suatu alasan untuk menarik perhatian masyarakat yang berasal dari suku atau ras yang sama dengan mereka. Semua dilakukan untuk mencapai kepentingan individu atau kelompoknya. Contoh yang lain yaitu konflik ambon. Dari cara pandang instrumentalis, konflik ini terjadi bukan karena mereka ‘dari sananya’ saling membenci, tapi karena persoalan lain (ekonomi, politik, dll) – agama hanya sentimen yang digunakan untuk menggerakkan massa. konflik terjadi karena ada yang menggerakkan sentimen identitas


3.      Bagaimana hubungan etnisitas dikaitkan dengan pandangan Konstruktivis?

Etnisitas tidak bersifat kaku seperti primodialis atau sedemikian mudahnya diperalat oleh kaum elite politik seperti instrumentalis. Etnisitas dapat diolah hingga membentuk suatu jaringan (relasi) pergaulan sosial dan berbagai lapisan pengalaman.artinya, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki yang dimiliki oleh dunia ini untuk saling mengenal dan memperkaya budaya satu sama lain. Bagi pandangan ini, persamaan adalah anugerah dan perbedaan adalah barokah. Perbedaan kelompok yang menimbulkan konflik.
Dengan melihat berbagai pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keanggotaan seseorang dalam kelompok etnisitas tertentu tidaklah serta merta menjadi sama dengan kekeluargaan, karena etnisitas lebih mengarah pada identitas yang dipersepsikan, bukan sebagai suatu kelompok yang memiliki aksi sosial yang konkrit (Weber 1996: 5).
Contohnya:
Ketika terjadi konflik antara suku dayak dan madura di kalimantan, tidak dapat secara sederhana diartikan bahwa seluruh anggota masyarakat indonesia yang bersuku madura, baik yang di kalimantan, maupun yang di madura, berkonflik dengan seluh masyarakat dayak di seluruh indonesia. Keanggotaan seseorang dalam etnik tertentu hanya memfasilitasi pembentukan kelompok secara tertentu. Dan sebaliknya, komunitas politik dalam suatu masyarakat cenderung memberikan inspirasi bagi kepercayaan tentang kesamaan suku.

Komentar

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

uji amilum, glukosa, protein dan lemak pada bahan makanan

Contoh Ringkasan Artkel/Jurnal Ilmiah

Kawasan Agropolitan dan Minapolitan