Tekanan Darah


A.      TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
1.       Definisi
Seringkali masyarakat salah mengartikan penyakit hipertensi. Masyarakat menganggap bahwa salah satu ciri penyakit hipertensi adalah tingkat emosi dari seseorang. Namun pada kenyataannya anggapan tersebut adalah dua hal yang jauh berbeda.
Hipertensi menurut ilmu bahasa diambil dari kata Hyper yang berarti lebih tinggi dan tension yang berarti tegang atau ketegangan. Jadi hipertensi menurut ilmu bahasa adalah ketegangan yang lebih tinggi. Sedangkan hipertensi menurut istilah adalah ”keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic ( bagian atas ) dan diastolic ( angka ) bawah pada pemeriksaan tensi darah dengan menggunakan sphygmomanometer ( alat pengukur tekanan darah )
Penyakit hipertensi dikenal masyarakat dengan tekanan darah tinggi. Hipertensi dibagi menjadi 2 tipe klasifikasi; diantaranya “Hipertensi Primary” dan “Hipertensi Secondary”:
ü Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi di mana terjadinya hipertensi akibat gaya hidup dan faktor lingkungan. Seseorang yang tidak memiliki gaya hidup sehat yang terlihat juga dari pola konsumsi yang tidak terkontrol, merupakan pencetus awal untuk terkena hipertensi. Pola konsumsi yang tidak terkontrol itu juga dapat mengakibatkan kelebihan berat badan ( obesitas ) yang semakin memperbesar kemungkinan terkena hipertensi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stress tinggi sangat mungkin terkena penyakit hipertensi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami hipertensi. Keadaan yang kurang memperhatikan kesehatan juga berperan memperbesar kemungkinan hipertensi.
ü Hipertensi Secondary
Berbeda dengan Hipertensi Primary, Hipertensi Secondary adalah suatu keadaan di mana seseorang terkena hipertensi karena telah terlebih dahulu menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Dengan demikian faktor yang mempengaruhi penyakit lainnya tersebut secara tidak sadar juga menjadi faktor yang menyebabkan penyakit hipertensi.
2.        Faktor Penyebab Hipertensi
Hipertensi pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor yang kompleks, diantaranya :
· Pola konsumsi tidak terkontrol
Keadaan ekonomi yang tak juga membaik dan stress tinggi pada masyarakat sedangkan pola masyarakat yang menjadi lebih konsumtif membuat masyarakat tak lagi mementingkan apa yang dikonsumsi. Keinginan untuk memuaskan hasrat konsumtif itu sendiri tidak berjalan seimbang dengan apa yang didapatkan. Sebagai contoh, sekarang ini masyarakat sangat menggandrungi makanan cepat saji atau lebih dikenal dengan istilah fastfood. Oleh karena makanan fastfood sangat terkenal dengan kelezatannya, masyarakat selalu ingin mengkonsumsi makanan tersebut. Masyarakat tak lagi memperdulikan masalah kesehatan yang akan timbul. Asalkan kenyang, enak, dan murah masyarakat tak ragu mengkonsumsi melebihi batas yang dianjurkan. Begitulah pandangan sebagian masyarakat umum mengenai pola konsumsi yang mereka jalani.
· Kelainan kardiovaskuler
Penyakit hipertensi adalah penyakit berkelanjutan. Dengan adanya penyakit hipertensi, penyakit kardiovaskular yang lain kemungkinan besar dapat terjadi. Namun hal tersebut juga bisa terjadi secara terbalik. Dengan adanya riwayat penyakit kardiovaskuler pada seorang penderita, memperbesar kemungkinan terjadinya penyakit hipertensi. Lebih khususnya adalah hipertensi secondary.
· Kelebihan kadar natrium dalam tubuh
Mengkonsumsi makanan dengan kadar natrium berlebih dapat menaikkan resiko hipertensi. Mengapa demikian? Karena berdasarkan pada teori pompa natrium kalium dengan kadar natrium dalam darah cukup tinggi dapat menyebabkan naiknya viskositas darah atau dengan kata lain darah semakin kental. Selain itu keadaan darah yang tidak seimbang dengan kadar natrium jauh lebih tinggi mempersulit berlangsungnya proses pertukaran ion guna menghasilkan energi bagi tubuh.
· Konsumsi alkohol dan rokok
Bukan hanya pola konsumsi, kelainan kardiovaskuler, serta kelebihan natrium dalam darah yang dapat mengakibatkan hipertensi. Konsumsi alkohol dan rokok juga memiliki resiko terkena hipertensi yang sama besar dengan faktor lain diatas. Ini diakibatkan bahan-bahan kimia yang terkandung dalam alkohol maupun rokok dapat mempercepat kerja jantung. Dengan percepatan yang tidak terkontrol ini secara langsung dapat mengakibatkan kenaikkan tekanan darah.
3.       Efek Penggunaan Antihipertensi Kimia
Selama ini pengobatan hipertensi didasarkan pada penyebabnya. Penanganan hipertensi meliputi kombinasi pemberian obat, pengaturan diet, dan olahraga. Penderita pun perlu mengontrol tekanan darahnya secara rutin. Dalam langkah terapi optimal hipertensi (TOH), terdapat terapi tunggal dan kombinasi. Ternyata, dalam penelitian yang dilakukan PT Boehringer Ingelheim (PBI), untuk monoterapi dengan pengobatan tunggal, hanya efektif untuk mengontrol tekanan dengan hasil mencapai 40 persen sampai 50 persen pasien.
Responnya pun sangat rendah. Monoterapi tak cukup memberikan kontrol tekanan darah yang efektif terhadap penderita dengan berbagai faktor risiko seperti diabetes, stroke, penyakit jantung koroner, pasien lanjut usia, dan gemuk. Panduan penatalaksanaan hipertensi yang disusun WHO, JNC-VII-USA pada Mei 2003, merekomendasikan pada penderita hipertensi dengan berbagai risiko untuk mencapai target penurunan tekanan darah yang diinginkan.
Rekomendasi target dari panduan internasional tersebut adalah tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg bagi pasien tanpa faktor risiko, kurang dari 130/85 mmHg pada pasien hipertensi dengan diabetes atau gangguan fungsi ginjal, dan kurang dari 125/85 mmHg pada pasien hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal dan proteinurea yang lebih dari 1 gram per 24 jam.
B.      TEKANAN DARAH RENDAH

1.       Definisi
Penyakit darah rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Telah dijelaskan pada artikel sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG.
Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.
2.       Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah
Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.
Pada pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat, hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan tubuh.
3.        Penyebab Penyakit Darah Rendah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.
- Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlebihan.
- Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).
4. Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah renda (hipotensi), diantaranya :
- Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat
- Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam
- Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala
- Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis
- Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi penderita.
Mengenai image masyarakat yang sebagian besar berpikir bahwa dengan mengkonsumsi daging kambing bagi penderita hipotensi dapat meningkatkan tensi darah sebenarnya belum jelas, Namun dibenarkan kalau hal itu akan meningkatkan kandungan haemoglobin (Hb) dalam darah. Sekali lagi harus dipahami bahwa tekanan darah rendah artinya suplai darah tidak maksimal keseluruh bagian tubuh. Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa kandungan Hb sebagai zat pengikat oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang akibatnya penderita bisa pucat (anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak kurang), merasa cepat lelah dan sebagainya.
Dalam kasus Hipotensi yang benar-benar diperlukan pemberian obat, biasanya ada beberapa jenis obat yang biasa dipakai seperti fludrocortisone, midodrine, pyridostigmine, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), caffeine dan erythropoietin.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

uji amilum, glukosa, protein dan lemak pada bahan makanan

Contoh Ringkasan Artkel/Jurnal Ilmiah

Kawasan Agropolitan dan Minapolitan